Selasa, 11 Januari 2011

Sepeda Motor Solusi Transportasi yang Menimbulkan Masalah



Sepeda motor saat  ini sudah menjadi penguasa jalanan di kota-kota Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya dan sekitarnya dimana kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sangat dinamis. Berdasarkan data yang ada populasi sepeda motor telah mencapai 72 persen dari total kendaraan yang ada dan menurut pakar transportasi ITS Surabaya, Hitapriya Suprayitno, diperkirakan jumlah kepemilikan sepeda motor akan semakin meningkat setiap tahunnya. Sepeda motor tak pernah mengenal kata krisis, bahkan menurut survey komisi kepolisian Indonesia pada tahun 1998 ketika pasar otomotif terpuruk akibat krisis moneter, pasar sepeda motor tetap tumbuh. Rata – rata pertambahan sepeda motor di Indonesia mencapai 5 juta unit per tahunnya. Pertumbuhan yang sangat pesat tersebut merupakan solusi masyarakat yang tertekan pertumbuhan ekonomi untuk mempertahankan kehidupannya sekaligus menjadi masalah yang begitu kompleks.
Kendaraan sepeda motor merupakan kendaraan yang umum digunakan pada semua kalangan masyarakat. Selain harganya yang terjangkau dan juga sudah banyak jasa untuk mengkredit motor, mekanisme jual beli sepeda motor yang sangat mudah, maraknya lembaga-lembaga keuangan non bank yang menawarkan kredit kepemilikan menjadikan sepeda motor kendaraan yang paling top ketimbang mobil. Memakai mobil memang lebih nyaman, apalagi waktu membawa teman, ditambah saat hujan, tetapi perawatan mobil memerlukan ongkos yang besar, samsat dan harga bensin yang lebih tinggi dari pada sepeda motor. Apalagi semakin naiknya harga BBM  bersubsidi membuat sepeda motor lebih ringan digemari,  selain itu motor juga lebih mudah dalam perawatannya dan tidak perlu banyak menghabiskan uang.
Dilihat dari segi transportasi umum  yang kurang memadai, tidak memberikan keamanan dan kenyamanan dan ketepatan waktu bagi penumpang. begitu dirasa transportasi umum sulit, membuang-buang waktu untuk menunggu dan berdesak-desakkan sampai dalam ketidakwajaran membuat masyarakat memecahkan permasalahannya dengan menggunakan sepeda motor yang terjangkau dengan kekuatan ekonominya.. Didukung dengan BBM yang naik menyebabkan ongkos transportasi umum pun naik. Orang yang punya mobilitas tinggi akan menghabiskan separo gajinya hanya untuk gonta-ganti angkutan umum, apalagi jika disambung dengan ojek, habislah gajinya diperjalanan saja, secara absolut masyarakat mau tak mau harus naik motor. Sepeda motor dipilih sebagai modal angkutan yang paling efektif dan effisien. Effisien dari biaya dalam jangka panjang dan efektif dalam segi waktu, bisa dinaiki sejak dari rumah sampai tiba ke rumah lagi.
Dari kalangan mahasiswa pun banyak yang mewajibkan diri mempunyai sepeda motor. Tentunya dengan alasan  mobilitas mahasiswa yang tinggi, harus kesana untuk survey ini, harus kesini untuk praktek ini dan lain sebagainya apalagi jika dia aktifis kampus. Bisa runyam  kalau tidak bisa mengikuti acara hanya karena alasan tidak punya transportasi. Sepeda motor dipillih mahasiswa jelas karena alasan hemat dan juga tempat parkir yang mudah. Berbeda dengan mobil, sudah mahal, cari parkirpun kesulitan.
Tradisi masyarakat yang mengharuskan untuk mudik saat lebaran dan saling berkunjung ke rumah saudara-saudara lainnya membuat semakin lengkap keharusan untuk mempunyai sepeda motor. Dari pada berdesak desakan di angkutan umum yang keamanannya dan fasilitasnya sama sekali tidak terjamin, masyarakat mencari alternatif alat transportasi yang cepat dan murah  jawabannya mendukung mutlak kepemilikan sepeda motor yang mempunyai tingkat aksesibilitas lebih tinggi.
Memiliki sepeda motor merupakan solusi bagi masyarakat terhadap masalah masalah yang dihadapinya. Dapat dipastikan setiap tahun  jumlah sepeda motor akan selalu bertambah. Pihak produsen akan meningkatkan produksinya, karena daya beli masyarakat semakin meningkat. Apalagi tidak adanya pembatasan untuk memproduksi dan menjual sepeda motor membuat beberapa prinsipal beramai-ramai meningkatkan produksi dengan membangun pabrik motor baru.
Solusi masyarakat ini mendukung industri sepeda motor. Perkembangan industri ini mempunyai dampak bagi perekonomian nasional. Dari industri ini akan berkembang lapangan kerja yang akan menimbulkan efek positif pada ekonomi dan meningkatkan daya beli yang akan menimbulkan efek domino bagi perkembangan ekonomi secara nasional.Selain itu, bagi pemerintah daerah jumlah kendaraan bermotor (termasuk sepeda motor) baru akan menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dewasa ini, pajak kendaraan bermotor menjadi primadona bagi penerimaan daerah.
Namun di sisi lain, solusi serta keuntungan ini memberi dampak negatif luar biasa. Semakin meningkatnya kendaraan bermotor setiap waktu tanpa diimbangi pembangunan infrastruktur berupa jalan dan fasilitasnya membuat masalah transportasi semakin rumit. Sepeda motor memenuhi jalan dari ujung kanan sampai ujung kiri menimbulkan keruwetan dan kemacetan.
Sepeda motor juga menyumbang cukup besar pada permasalahan global warming, gas buangan yang dihasilkan knalpot motor membuat kota yang sudah panas menjadi lebih panas, lapisan ozon yang menipis dan efek global warming lainnya yang tak perlu dibahas disini. Tidak hanya polusi udara yang ditimbulkan tapi juga polusi suara. Akibat pemilik motor yang malas merawat atau sengaja dikeraskan suaranya membuat bising di telingga.
Meningkatnya sepeda motor berakibat pada berkurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Semakin tinggi pelanggaran lalu lintas, kemacetan dimana-mana dan kecelakaan lalu lintas ikut meningkat. Sekitar 70 persen kecelakaan lalu lintas di darat selalu melibatkan sepeda motor. Didukung dengan perilaku masyarakat indonesia yang mengentengkan peraturan lalu lintas agaknya menjadi sorotan juga. Tidak memakai helm, tidak disiplin pada jalur kiri, melaju dengan zig zag, melawan arus, kebut-kebutan dan perilaku berbahaya lainnya sangat menggangggu keteraturan lalu lintas.
Kenaikan angka kepemilikan motor beserta permasalahan yang ditimbulkannya tidak bisa menyalahkan masyarakat. Pemerintahpun tidak berhak membatasi masyarakat untuk mempunyai motor. Karena pemerintah belum bisa memenuhi hak rakyat untuk mobilisasi yang aman dan tentunya terjangkau oleh masyarakat. Sepeda motor memang salah satu sumber masalah lalu lintas namun untuk saat ini sepeda motor masih menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan aktifitasnya, untuk menyambung hidupnya dan keluarga. Sekali lagi, pemerintah tidak ber-HAK untuk membatasi masyarakat memakai sepeda motor sebelum pemerintah berani  mengeluarkan uang untuk memperbaiki sarana transportasi umum dengan jumlah dan fasilitas yang memadai serta harga yang terjangkau. Setelah fasilitas itu nyata ada, bukan hanya rencana, tapi sudah siap untuk dipakai, barulah pemerintah bisa untuk meminimalis pengguna sepeda motor.
Read More......

Selasa, 02 November 2010

geje

try try try







bisa g bisa g bisa

Read More......

Selasa, 06 Juli 2010

Sejarah Lambang

1859 Henry Dunant menyaksikan peperangan di Solferino dimana ribuan tentara yang terluka parah terlantar sekarat tanpa ada yang merawat dan tubuh mereka terbaring mengundang para penjarah dan pemusnah.


Pelayanan kesehatan militer tak mampu untuk memenuhi tugasnya, salah satu alasannya adalah mereka tidak menjadi yang terbedakan dengan lambang seragam yang mudah dikenali oleh semua pihak yang bertikai

Lambang sebagai sebuah Simbol

Simbol Perlindungan

Inilah yang terpenting dari tujuan lambang : pada masa konflik lambang tersebut yang dihasilkan oleh konvensi Jenewa merupakan suatu tanda perlindungan yang mudah terlihat. Ini dimaksud agar diketahui oleh para kombatan (pihak yang berperang), bahwa orang-orang (Sukarelawan dari perhimpunan Nasional, orang medis), Unit medis (Rumah Sakit, Pos P3K), dan sarana transportasi ( laut, udara dan darat ) dilindungi oleh Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan.

Ketika digunakan sebagai alat perlindungan, lambang tersebut harus bisa menggetarkan perasaan diantara para kombatan, sebagai rasa penguasaan diri sekaligus rasa penghargaan. Oleh karena itu harus berukuran besar.

Simbol Pengenal

Pemakaian lambang sebagai pengenal dirancang untuk memperlihatkan terutama pada masa damai bahwa seseorang atau suatu objek berkaitan dengan gerakan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah Internasional.

Dalam hal ini lambang harus berukuran lebih kecil. Lambang juga harus berfungsi sebagai tanda bahwa semua institusi yang pekerjaannya berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar gerakan haruslah juga melambangkan ke 7 prinsip dasar gerakan : Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandiriaan, Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan.

Siapa yang berhak memakai lambang ?

I. Dalam Masa Damai

Tanda Pengenal (ukuran kecil)

1. Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Mereka berhak memakai lambang sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nasional, yang menetapkan pemerintah yang mengatur tentang pemakaian lambang sebagai pengenal dan ketentuan gerakan tahun 1991 mengenai Penggunaan lambang oleh Perhimpunan Nasional. Perhimpunan Nasional boleh melaksanakan kegiatannya dibawah perlindungan lambang sejauh dalam kondisi yang tidak bertentangan dengan prinsip dasar dan semata-mata dirancang untuk menunjang bantuan yang sukarela dan tidak berpihak kepada mereka yang menderita.

2. Ambulan-ambulan dan Pos P3K yang dikelolah oleh pihak ketiga boleh memasang lambang tersebut sebagai tanda pengenal, tetapi hanya pada masa damai dan pada siatuasi yg memang ditentukan oleh Undang-undang nasional, Perhimpunan Nasional lebih berhak untuk menggunakan semacam itu dan pos-pos bantuan yang semata-mata dimaksud untuk pelayanan bantuan Cuma-Cuma.

Tanda Pengenal (ukuran besar)

1. Unit-unit kesehatan Perhimpunan Nasional (rumah sakit, pos P3K, dst). Dan sarana transportasi (laut, udara dan darat) yang tugasnya untuk tujuan medis pada masa konflik bersenjata yang telah ditentukan, boleh memakai / memajang lambang tersebut sebagai tanda perlindungan dalam masa damai dengan seijin pemerintah.

II. Dalam Masa Konflik

Tanda Pengenal

-Hanya Perhimpunan Nasional
Untuk mencegah adanya kebingungan /ketidakjelasan dengan pemakaian lambang sebagai tanda perlindungan, lambang yang digunakan sebagai pengenal tidak boleh dipasang di ban lengan atau di atap bangunan.

Tanda Perlindungan

-Pelayanan kesehatan angkatan bersenjata

-Perhimpunan Nasional, yang sudah diakui dan disahkan oleh pemerintah untuk membantu pelayanan kesehatan angkatan bersenjatanya. Mereka boleh memakai lambang yang dimaksudkan sebagai tanda perlindungan, tetapi hanya untuk orang dan peralatan yang digunakan oleh pelayanan kesehatan resmi militer pada masa perang, yang dikaryakan semata-mata untuk tujuan yang sama dan atas persetujuan hukum dan ketentuan militer.

-Rumah sakit sipil yang diakui oleh Negara dan berhak untuk memajang lambang dengan tujuan perlindungan.

-Semua unit medis sipil ( Rumah-rumah sakit, pos p3k dll ) yang diakui dan disahkan oleh pemerintah yang berkompeten (hanya berlaku bagi Negara pihak peserta protocol tambahan I).

-Organisasi bantuan kesukarelaan lainnya, yang berfungsi sama dengan perhimpunan nasional ; mereka harus sudah diakui dan disahkan oleh pemerintahnya ; mereka boleh memakai lambang hanya untuk pelayanan medis bagi angkatan bersenjata dan mereka harus tunduk pada ketentuan dan hukum militer.

Penggunaan lambang yang salah

Setiap Negara pihak peserta konvensi jenewa mempunyai kewajiban untuk mengadopsi semua ketentuan yang bertujuan untuk mencegah dan menekan setiap penggunaan lambang yang salah setiap waktu khususnya undang-undang tentang perlindungan pemakaian lambang yang disahkan.

Setiap penggunaan yang tidak disahkan oleh konvensi jenewa dan protocol tambahannya, merupakan suatu penggunaan lambang yang salah. Berikut adalah beberapa jenis penggunaan yang salah ;

Peniruan

Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa membingunkan dengan lambang palang merah atau bulan sabit merah (warna dan model mirip)

Penggunaan yang tidak tepat

penggunaan lambang palang merah atau bulan sabit merah oleh pihak-pihak yang tidak berhak (perusahaan komersial, lembaga swadaya masyarakat, perseroan, dokter, atau apoteker pribadi, dst).

Penggunaan yang melanggar ketentuan

Adalah suatu kejahatan perang bila lambang palang merah atau bulan sabit merah pada masa perang dipakai untuk melindungi kombatan yang bersenjata atau peralatan militer (panser, helicopter berlambang untuk mengangkut tentara atau kendaraan amunisi yang ditutupi dengan gambar lambang).

Read More......

Kamis, 24 Juni 2010

PERENCANAAN MENGATASI TINGGINYA ANGKA KEMATIAN BAYI

AKK tahap dua nich......
tunggu AKK tahap 3 ya....
PERENCANAAN MENGATASI TINGGINYA ANGKA KEMATIAN BAYI
Dari makalah sebelumnya disimpulkan salah satu faktor penyebab utama kematian bayi adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) penyebab kematian utama pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita) adalah pneumonia khususnya di negara-negara berkembang. Pneumonia seolah menjadi penyakit yang 'terlupakan', padahal sekitar dua juta Balita setiap tahun meninggal dunia, karena penyakit itu jauh melebihi kematian yang disebabkan AIDS, Malaria dan Campak, kata dr. IGG Djelantik Sp A,C, Kamis (23/10). Dengan mengutip data-data WHO dan Unicef, 50 persen dari Pneumonia disebabkan oleh kuman 'Streptokokus pneumoniaen' (IPD) dan 30 persen oleh Haemophylus Influenza type B (Hib), sisanya oleh virus dan penyebab lain. Melihat begitu mengerikannya akibat pneumonia, alangkah bijaknya jika Indonesia memperhatikan lagi masalah ini.
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, di tahun 2010 angka kematian bayi masih 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Program yang direncanakan sebagai bentuk solusi dari permasalahan tingginya Angka Kematian Bayi dan mendukung sasaran MDGs adalah “Gebrakan Brantas Pneumonia” program ini mencoba memecahkan akar masalah tingginya AKB dari aspek masyarakat dan kebijakan pelayanan kesehatan
Konsep sederhana dari program ini adalah ;
1. Mengenalkan masalah
2. Menambah pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan tindakan apa yang harus dilakukuan jika mengetahui adanya Pneumonia.
3. Menyediakan layanan kesehatan dan pemberian imunisasi Hib dan IPD
Yang pertama dilakukan adalah mengenalkan masalah kepada masyarakat, tidak jarang kepekaan masyarakat terhadap suatu masalah masih diragukan. Untuk itu perlu membuat masyarakat peka bila mendengar masalah tentang Pneumonia, bahaya Pneumonia, ciri ciri terkena Pneumonia secara singkat dan cara sederhana mencegahnya dan mengatasinya. Sesuai dengan prinsip komunikasi bahwa suatu program apapun akan terlaksana jika masyarakat telah mengetahuinya terlebih dahulu. Cara memperkenalkan masalah ini dengan dua unsur utama sebagai berikut;
1. Menggunakan media masa, berupa iklan di televisi di setiap stasiun televisi, mengangkat artikel artikel tentang pneumonia di majalah ataupun koran, menjadikan info info pneumonia di radio. Membuat talkshow di televisi, mengedarkannya di internet dan sebagainya, intinya memanfaatkan media masa sebagai sumber informasi yang sangat efektif melihat kenyataan bahwa masyaraakat sekarang tidak bisa lepas dengan media masa.
2. Menggunakan struktur penyuluhan dari petugas pelayanan kesehatan ke masyarakat, selain menggunakan media masa untuk lebih memperjelas bahwa Pneumonia merupakan akar masalah dari angka kematian bayi yang patut diperhatikan. Diadakannya seminar kepada para dokter dan juga tenaga kesehatan lainnya termasuk petugas kesehatan di puskesmas, setelah informasi yang terstruktur itu mencapai tingkat daerah kemudian disalurkan kepada kader kader posyandu setempat. Dan diharapkan kader kader POSYANDU tersebut menyuarakannya kemasyarakat setempat. Tidak lupa juga di setiap tempat pelayanan kesehatan terdapat poster tentang pneumonia.
Diharapkan dengan dua langkah ini dapat membuka pandangan masyarakat tentang Pneumonia
Setelah masyarakat mengetahui tentang permasalahan pneumonia, yang kedua adalah diadakannya suatu penyuluhan untuk menambah pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan tindakan apa yang harus dilakukan jika mengetahui adanya Pneumonia. Luaran dari penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pemberian nutrisi yang cukup dan pemberian ASI eksklusif. Serta kepedulian terhadap lingkungan dan mengusahakan setiap ruangan rumah mempunyai cendela mengingat penyebab dari pneumonia berkembang dalam keadaan lembab.
Setelah masyarakat mulai peka dan mengetahui apa itu ISPA akibat pneumonia, saatnya memperbaiki pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan juga akses terhadap pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan meningkatkan komitmen serta kualitas petugas kesehatan, diharapkan petugas kesehatan secara tanggap terhadap diagnosis penyakit bayi dan penerapan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) dalam menangani Balita sakit, jangan sampai ada istilah terlambat penanganan.
Di samping itu perlu dilakukan perbaikan lingkungan dan pemberian imunisasi Hib dan IPD, imunisasi Hib dan 'Streptokokus penumonia' (IPD) diharapkan mampu melindungi anak Balita dari ancaman kematian oleh pneumonia, radang selaput otak (meningitis) dan baktermia yang disebabkan oleh kedua kuman tersebut. Khusus IPD, telah banyak dilaporkan kebal (resisten) terhadap berbagai antibiotika yang ada, sehingga imunisasi merupakan pilihan utama untuk mencegah kejadian dan kematian akibat penyakit yang ditimbulkan Pneumonia. Menurut IGG Djelantik Sp A,C, Kamis (23/10) kedua vaksin tersebut telah terbukti memberikan perlindungan hingga 98 persen pada bayi yang telah memperoleh imunisasi.
Agar berjalan sesuai dengan harapan maka akan diadakan evaluasi setiap tahapnya dan pemantauan yang benar benar teliti dan jika ada suatu kelemahan akan segara ditutupi dan dikoreksi serta diperbaiki.


Read More......

Rabu, 26 Mei 2010

asmaul husna

target selanjutnya.... hafalan ini nich....... ayo semangat tinggal dikit lagi.....
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".
Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar
Read More......

Dakwah fardiyah

Dakwah fardiyah
Dakwah fardiyah adalah dakwah yang dilakukan secara individual, cakupannya relatif lebih kecil dan hasilnya yang lebih lambat. Dalam dakwah fardiyahlah keislaman seorang Da’I benar benar teruji keikhlasannya, karena dalam dakwah ini sang Da’I tidak nampak oleh orang banyak dan bekerja tanpa menunggu atau mengharapkankeuntungan meterial dari orang lain. Keuntungan dakwah fardiyah adalah orang yang didakwahi yang biasanya disebut mad’u merasa diperhatikan khusus oleh sang da’I dan secara psikologis akan memberi dampak yang positif. Arahan dan bimbingan lebih fokus, mad’u dapat meminta penjelasan langsung tentang masalah yang dihadapi dan efektif serta efisien (tak perlu biaya). Dapat dilakukan dalam segala situasi, kapan dan dimanapun dalam setiap peluang dan kesempatan sang Da’i.
Dakwah fardiyah di kampus
Dakwah fardiyah di kampus yang biasanya dilakukan oleh aktifis dakwah kampus secara garis besar ada beberapa langkiah cara. Yang pertama adalah melakukan pemetaan kampus gunanya untuk memetakan sasaran dakwah fardiyah yang akan dilakukan. Setidaknya ini dilakukan setiap semester atau yang lebih umum disetiap penerimaan mahasiswa baru. Setelah mengetahui kondisi medan dakwah selanjutnya adalah memilih mahasiswa-mahasiswa yang potensial untuk dilakukan pendekatan pribadi. Mahasiswa berpotensial itu adalah yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dan mempunyai fitrah yang baik untuk dikembangkan ke arah yang islami walau sekarang mungkin perilakunya belu m islami. Pada tahap awal melakukan dakwah fardiyah untuk mahasiswa baru, biasanya seorang aktifis dakwah kampus menggunakan pendekatan jasa dimana tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa baru sangat membutuhkan seniornya seperti informasi tentang fasilitas fasilitas kampus.
Tahap selanjutnya adalah pemberian pendekatan akademik. Adalah pemberian bimbingan pelajaran yang dianggap sulit. Ini dilakukan dengan adanya mentoring-mentoring dan tentunya dalam mentoring tersebut diselipkan hal hal yang bisa menyentuh fitrah keislaman. Mentoring dilakukan secara terus menerus dan tidak putus sehingga keistiqomahan seseorang bisa terjaga dan lebih tepatnya saling menjaga.
Dalam dakwah fardiyah diperlukan juga yang namanya persiapan. Meliputi persiapan diri sendiri berupa menambah hafalan hafalan, menata bahasa bicara dengan baik, menambah pengetahuan tentang agama yang lebih mendalam dan setiap saat selalu berusaha juga untuk menjadi lebih baik.
Sebagai contoh dakwah fardiyah sederhana yang dilakukan adalah dengan penampilan, cara memakai baju, cara berjalan itupun bisa menjadi jalan untuk dakwah. Ketika seorang muslimah berpakaian sesuai yang disyariahkan maka dia secara tidak langsung juga memenuhi kewajibannya untuk berdakwah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan memakai pakaian yang muslim, mengirim SMS SMS taujih, bertutur kata yang baik, bersedia mendengarkan permasalahannya dan mencoba menyelesaikannya dengan cara yang islami, menjadi pengingat ketika ada kesalahan yang dilakukuan dll. Dan perlu digarisbawahi bahwa semua orang bisa melakukan tindakan tindakan tersebut. Yang jadi masalah hanyalah mau atau tidak??????????
Read More......

Rabu, 12 Mei 2010

tugas akk

tugas akk dr pak wid.... dosen terdisiplin.............I. Identifikasi Angka Kematian Bayi
a. Pengertian AKB
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
b. Keadaan dan kecenderungan
Kematian balita dan bayi. Pada tahun 1960 angka kematian balita (AKB) masih sangat tinggi yaitu 216 per 1000 kelahiran hidup. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 menunjukkan terjadinya penurunan AKB hingga mencapai 46 per 1.000 kelahiran hidup pada periode 1998-2002. Rata-rata penurunan AKBA pada dekade 1990-an adalah sebesar 7 persen per tahun, lebih tinggi dari dekade sebelumnya sebesar 4 persen per tahun. Pada tahun 2000 Indonesia telah mencapai target yang ditetapkan dalam World Summit for Children (WSC) yaitu 65 per 1000 kelahiran hidup.

.






Gambar 1. Kecenderungan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita

Angka kematian bayi juga menurun tajam menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada kurun 1998-2002. Walaupun begitu, angka kematian bayi ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand. Variasi kematian bayi antar propinsi masih cukup besar, dengan kematian paling tinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat yaitu hampir lima kali lebih tinggi dari angka kematian bayi di Yogyakarta.








gb. 2 Graffik kecenderungan AKB
Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun,menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, di tahun 2010 angka kematian bayi masih 32 per 1.000 kelahiran hidup.




II. Pneumonia Penyebab utama Tingginya AKB
a. Penyebab2 AKB










Gb 3. bagan factor penyebab AKB
Penyebab kematian bayi dipengaruhi oleh multi factor, tidak bisa dipungkiri bahwa bayi manusia merupakan bayi terlemah diantara bayi bayi makhluk hidup lainnya. Bayi manusia sangat rentan dengan berbagai hal, sehingga salah sedikit saja factor yang mendukung kelangsungan hidup teganggu, dapat menyebabkan hal yang fatal yaitu kematian bayi.
Berikut ini beberapa kondisi yang menyebabkan angka kematian bayi masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya;
Faktor perilaku manusia, masih rendahnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, terutama pada bayi. Perilaku ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. Negara Indonesia merupakan Negara yang multi cultural, beragamnya cultural di Indonesia mempunyai citra positif tersendiri, namun di lain pihak seringkali cultural merupakan tindakan tindakan yang tidak mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti kebiasaan minum air mentah dari pada air yang sudah dimasak, lebih senang melahirkan di dukun dari pada di tenaga medis, tidak memeriksakan kandungan sesuai dengan yang disarankan, dsb.
Factor pelayanan kesehatan, rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia, terutama di wilayah terpencil dan untuk orang miskin. Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 per 1.000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi daripada golongan terkaya sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan karena kendala kendala biaya (cost barrier), geografis dan transportasi.
Faktor Penyakit, penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi saluran pernafasan akut, diare dan tetanus,. Tiga penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75% kematian bayi. Pola penyebab utama kematian balita juga hampir sama yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf – termasuk meningitis dan encephalitis – dan tifus.;
Faktor lingkungan, kebersihan lingkungan sangat berperan dalam masalah kesehatan individual serta menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam penularan penyakit. Penyakit penyakit yang tersebut di atas lebih sering terjadi pada kelompok status sosial rendah/ kemiskinan.


b. Pneumonia penyebab utama
Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), penyebab kematian utama pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita) adalah pneumonia khususnya di negara-negara berkembang.
Infeksi pneumokokus merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae, yang dikenal juga sebagai pneumokokus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, infeksi pneumokokus menyebabkan sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun, 700.000 hingga satu juta di antaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita). Infeksi pneumokokus mayoritas terjadi di negara berkembang.
Pneumonia adalah penyakit saluran nafas bagian bawah. Pneumonia seolah menjadi penyakit yang 'terlupakan', padahal sekitar dua juta Balita setiap tahun meninggal dunia, karena penyakit itu jauh melebihi kematian yang disebabkan AIDS, Malaria dan Campak, kata dr. IGG Djelantik Sp A,C, Kamis (23/10).
Di kawasan Asia - Pasifik diperkirakan sebanyak 860.000 Balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 98 anak setiap jam.
Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Secara nasional angka kejadian Pneumonia belum diketahui secara pasti, data yang ada baru berasal dari laporan Subdit ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007.
Dalam laporan tersebut disebutkan, dari 31 provinsi ditemukan 477.429 anak Balita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah seluruh Balita di Indonesia. Proporsinya 35,02 persen pada usia di bawah satu tahun dan 64,97 persen pada usia satu hingga empat tahun.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan provinsi dengan angka kematian Balita tertinggi (102/1.000 kelahiran hidup) di Indonesia, angka kejadian pneumonia berat 21 per 100 anak yang di-observasi selama satu tahun.
Pneumonia yang dirawat di rumah sakit 83 per 100 anak dan Pneumonia yang secara radiologik menunjukkan 18 per 100 anak yang di-observasi selama satu tahun. Tidak mengherankan kalau di NTB, pneumonia juga merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbanyak pada Balita.
Lebih lanjut dikatakan, dengan mengutip data-data WHO dan Unicef, 50 persen dari Pneumonia disebabkan oleh kuman 'Streptokokus pneumoniaen' (IPD) dan 30 persen oleh Haemophylus Influenza type B (Hib), sisanya oleh virus dan penyebab lain.
Bakteri pneumokokus secara normal berada di tenggorokan dan rongga hidung (saluran napas bagian atas) pada anak dan dewasa sehat, sehingga infeksi pneumokokus dapat menyerang siapa saja dan dimana saja, tanpa memandang status sosial. Percikan ludah sewaktu bicara, bersin dan batuk dapat memindahkan kuman ke orang lain melalui udara. Terlebih dari orang yang berdekatan misalnya tinggal serumah, tempat bermain, dan sekolah. Jadi, siapa pun dapat menularkan kuman pneumokokus.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan pneumokokus diantaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita); mal, tempat penitipan anak/playgroup; polusi dan lingkungan perokok; bayi lahir prematur; bayi yang tidak mendapatkan ASI; hunian padat; pergantian cuaca; musim hujan; serta penderita penyakit kronis seperti asma, HIV, penyakit gangguan darah, jantung dan sistem imunologi.
Pneumonia (radang paru), menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal. Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita. Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Sejauh ini, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
Dalam tuntutan menurunkan angka kematian Balita menjadi duapertiga pada tahun 2015, maka sudah seharusnya semua negara, khususnya negara-negara berkembang, kembali memberikan perhatian terhadap pneumonia.

III. Solusi dari Akar Permasalahan
a. Target
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, di tahun 2010 angka kematian bayi masih 32 per 1.000 kelahiran hidup.














Gb 3. prospek AKB di Indonesia

b. Solusi
Kesehatan sangat penting bagi seseorang, oleh karena itu perlu diperhatikan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, baik itu kesehatan diri sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi golongan miskin dan kelompok rentan diperdesaan dan wilayah terpencil, serta kantong-kantong kemiskinan di daerah perkotaan,merupakan salah satu strategi kunci untuk menurunkan angka kematian anak.
Penerapan desentralisasi kesehatan menjadi tantangan yang cukup berat bagi pelayanan kesehatan secara umum karena pembagian tugas dan wewenang di bidang kesehatan yang belum sepenuhnya dipahami. Selain perlunya intervensi yang cost-effective, kerjasama lintas sektor bagi upaya penanggulangan kemiskinan akan sangat berperan dalam peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak secara umum
Mengurangi resiko ispa. bisa dilakukan dengan menjaga imunitas agar tetap tinggi, menjaga agar lingkungan tetap bersih dan beberapa upaya lainnya.

c. Proses penyelesaian masalah
Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), penyebab kematian utama pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita) adalah pneumonia khususnya di negara-negara berkembang. Artinya perlu ada perhatian khusus pada Pneumonia. Untuk itu diadakannya “Gebrakan Brantas Pneumonia”, yang diantaranya ada beberapa tahap berikut;
Sebelum melakukan sesuatu program terlebih dahulu harus mengkomunikasikan maksud dan tujuan dari suatu program. Untuk itu perlu diadakan peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang Pneumonia, bisa diiklankan di televisi, melalui puskesmas, posyandu dan juga perangkat desa. Pengetahuan itu berupa ciri ciri Pneumonia, cara pencegahan dan juga tindakan yang harus dilakukan apabila terlanjur mengidap Pneumonia.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pemberian imunisasi Hib dan IPD untuk mencegah terserang pneumonia. Dimana ini sangat diperlukan, terutama pada daerah yang mungkin kumuh atau kurang aksess yankes. Petugas kesehatan harus secara tanggap terhadap diagnosis penyakit bayi dan penerapan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) dalam menangani Balita sakit, jangan sampai ada istilah terlambat penanganan. Disamping itu juga perlu adanya suatu desa siaga dan keluarga siaga. Dimana para anggota keluarga tidak boleh mengganggap remeh apabila bayi mereka sakit, segera mungkin harus diperiksakan ke tenaga medis. Aparat desa harus memperhatikan kesejahteraan warganya dan membantu dalam proses aksess kesehatan apabila ada bayi yang sakit.
Aparat beserta warga menjaga lingkungan, menjaga kebersihan dan hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit. Pastikan orang yang akan menyentuh bayi dalam keadaan bersih. Mewajibkan setiap rumah untuk mempunyai cendela sebagai sirkulasi udara dalam rumah serta menjaga imunitas bayi dengan nutrisi yang cukup.
Sebenarnya masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, perlu adanya kerjasama antara bidang kesehatan, tata letak lingkungan, ekonomi, serta pengetahuan dan kesadaran masyrakat. Tanpa semuanya bersatu tidak akan pernah di dapat kesehatan yang di idam idamkan.











IV. Daftar Pustaka
 KapanLagi.com - Pneumonia
 ranking_Infant_Mortality_Rate_aall_files/ads.htm
 info@puskom.depkes.go.id
 CIANJUR—bkkbn online : Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,
 http://www.undp.or.id/pubs/imdg2005/BI/TUJUAN%204.pdf
 http://prov.bkkbn.go.id
 http://www.menkokesra.go.id
 nita-medicastore.com
 Cunha, Burke. The Atypical Pneumonias, An Issue of Infectious Disease Clinics .2007
 UNICEF/WHO.Pneumonia The Forgotten Killer of Children.2006








by anna mahsusoh FKM 2009 Read More......