Selasa, 11 Januari 2011

Sepeda Motor Solusi Transportasi yang Menimbulkan Masalah



Sepeda motor saat  ini sudah menjadi penguasa jalanan di kota-kota Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya dan sekitarnya dimana kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sangat dinamis. Berdasarkan data yang ada populasi sepeda motor telah mencapai 72 persen dari total kendaraan yang ada dan menurut pakar transportasi ITS Surabaya, Hitapriya Suprayitno, diperkirakan jumlah kepemilikan sepeda motor akan semakin meningkat setiap tahunnya. Sepeda motor tak pernah mengenal kata krisis, bahkan menurut survey komisi kepolisian Indonesia pada tahun 1998 ketika pasar otomotif terpuruk akibat krisis moneter, pasar sepeda motor tetap tumbuh. Rata – rata pertambahan sepeda motor di Indonesia mencapai 5 juta unit per tahunnya. Pertumbuhan yang sangat pesat tersebut merupakan solusi masyarakat yang tertekan pertumbuhan ekonomi untuk mempertahankan kehidupannya sekaligus menjadi masalah yang begitu kompleks.
Kendaraan sepeda motor merupakan kendaraan yang umum digunakan pada semua kalangan masyarakat. Selain harganya yang terjangkau dan juga sudah banyak jasa untuk mengkredit motor, mekanisme jual beli sepeda motor yang sangat mudah, maraknya lembaga-lembaga keuangan non bank yang menawarkan kredit kepemilikan menjadikan sepeda motor kendaraan yang paling top ketimbang mobil. Memakai mobil memang lebih nyaman, apalagi waktu membawa teman, ditambah saat hujan, tetapi perawatan mobil memerlukan ongkos yang besar, samsat dan harga bensin yang lebih tinggi dari pada sepeda motor. Apalagi semakin naiknya harga BBM  bersubsidi membuat sepeda motor lebih ringan digemari,  selain itu motor juga lebih mudah dalam perawatannya dan tidak perlu banyak menghabiskan uang.
Dilihat dari segi transportasi umum  yang kurang memadai, tidak memberikan keamanan dan kenyamanan dan ketepatan waktu bagi penumpang. begitu dirasa transportasi umum sulit, membuang-buang waktu untuk menunggu dan berdesak-desakkan sampai dalam ketidakwajaran membuat masyarakat memecahkan permasalahannya dengan menggunakan sepeda motor yang terjangkau dengan kekuatan ekonominya.. Didukung dengan BBM yang naik menyebabkan ongkos transportasi umum pun naik. Orang yang punya mobilitas tinggi akan menghabiskan separo gajinya hanya untuk gonta-ganti angkutan umum, apalagi jika disambung dengan ojek, habislah gajinya diperjalanan saja, secara absolut masyarakat mau tak mau harus naik motor. Sepeda motor dipilih sebagai modal angkutan yang paling efektif dan effisien. Effisien dari biaya dalam jangka panjang dan efektif dalam segi waktu, bisa dinaiki sejak dari rumah sampai tiba ke rumah lagi.
Dari kalangan mahasiswa pun banyak yang mewajibkan diri mempunyai sepeda motor. Tentunya dengan alasan  mobilitas mahasiswa yang tinggi, harus kesana untuk survey ini, harus kesini untuk praktek ini dan lain sebagainya apalagi jika dia aktifis kampus. Bisa runyam  kalau tidak bisa mengikuti acara hanya karena alasan tidak punya transportasi. Sepeda motor dipillih mahasiswa jelas karena alasan hemat dan juga tempat parkir yang mudah. Berbeda dengan mobil, sudah mahal, cari parkirpun kesulitan.
Tradisi masyarakat yang mengharuskan untuk mudik saat lebaran dan saling berkunjung ke rumah saudara-saudara lainnya membuat semakin lengkap keharusan untuk mempunyai sepeda motor. Dari pada berdesak desakan di angkutan umum yang keamanannya dan fasilitasnya sama sekali tidak terjamin, masyarakat mencari alternatif alat transportasi yang cepat dan murah  jawabannya mendukung mutlak kepemilikan sepeda motor yang mempunyai tingkat aksesibilitas lebih tinggi.
Memiliki sepeda motor merupakan solusi bagi masyarakat terhadap masalah masalah yang dihadapinya. Dapat dipastikan setiap tahun  jumlah sepeda motor akan selalu bertambah. Pihak produsen akan meningkatkan produksinya, karena daya beli masyarakat semakin meningkat. Apalagi tidak adanya pembatasan untuk memproduksi dan menjual sepeda motor membuat beberapa prinsipal beramai-ramai meningkatkan produksi dengan membangun pabrik motor baru.
Solusi masyarakat ini mendukung industri sepeda motor. Perkembangan industri ini mempunyai dampak bagi perekonomian nasional. Dari industri ini akan berkembang lapangan kerja yang akan menimbulkan efek positif pada ekonomi dan meningkatkan daya beli yang akan menimbulkan efek domino bagi perkembangan ekonomi secara nasional.Selain itu, bagi pemerintah daerah jumlah kendaraan bermotor (termasuk sepeda motor) baru akan menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dewasa ini, pajak kendaraan bermotor menjadi primadona bagi penerimaan daerah.
Namun di sisi lain, solusi serta keuntungan ini memberi dampak negatif luar biasa. Semakin meningkatnya kendaraan bermotor setiap waktu tanpa diimbangi pembangunan infrastruktur berupa jalan dan fasilitasnya membuat masalah transportasi semakin rumit. Sepeda motor memenuhi jalan dari ujung kanan sampai ujung kiri menimbulkan keruwetan dan kemacetan.
Sepeda motor juga menyumbang cukup besar pada permasalahan global warming, gas buangan yang dihasilkan knalpot motor membuat kota yang sudah panas menjadi lebih panas, lapisan ozon yang menipis dan efek global warming lainnya yang tak perlu dibahas disini. Tidak hanya polusi udara yang ditimbulkan tapi juga polusi suara. Akibat pemilik motor yang malas merawat atau sengaja dikeraskan suaranya membuat bising di telingga.
Meningkatnya sepeda motor berakibat pada berkurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Semakin tinggi pelanggaran lalu lintas, kemacetan dimana-mana dan kecelakaan lalu lintas ikut meningkat. Sekitar 70 persen kecelakaan lalu lintas di darat selalu melibatkan sepeda motor. Didukung dengan perilaku masyarakat indonesia yang mengentengkan peraturan lalu lintas agaknya menjadi sorotan juga. Tidak memakai helm, tidak disiplin pada jalur kiri, melaju dengan zig zag, melawan arus, kebut-kebutan dan perilaku berbahaya lainnya sangat menggangggu keteraturan lalu lintas.
Kenaikan angka kepemilikan motor beserta permasalahan yang ditimbulkannya tidak bisa menyalahkan masyarakat. Pemerintahpun tidak berhak membatasi masyarakat untuk mempunyai motor. Karena pemerintah belum bisa memenuhi hak rakyat untuk mobilisasi yang aman dan tentunya terjangkau oleh masyarakat. Sepeda motor memang salah satu sumber masalah lalu lintas namun untuk saat ini sepeda motor masih menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan aktifitasnya, untuk menyambung hidupnya dan keluarga. Sekali lagi, pemerintah tidak ber-HAK untuk membatasi masyarakat memakai sepeda motor sebelum pemerintah berani  mengeluarkan uang untuk memperbaiki sarana transportasi umum dengan jumlah dan fasilitas yang memadai serta harga yang terjangkau. Setelah fasilitas itu nyata ada, bukan hanya rencana, tapi sudah siap untuk dipakai, barulah pemerintah bisa untuk meminimalis pengguna sepeda motor.

1 komentar:

Dheril mengatakan...

waah mb ana... keep moving forward

happy blogging mb..