AKK tahap dua nich......
tunggu AKK tahap 3 ya....
PERENCANAAN MENGATASI TINGGINYA ANGKA KEMATIAN BAYI
Dari makalah sebelumnya disimpulkan salah satu faktor penyebab utama kematian bayi adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) penyebab kematian utama pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita) adalah pneumonia khususnya di negara-negara berkembang. Pneumonia seolah menjadi penyakit yang 'terlupakan', padahal sekitar dua juta Balita setiap tahun meninggal dunia, karena penyakit itu jauh melebihi kematian yang disebabkan AIDS, Malaria dan Campak, kata dr. IGG Djelantik Sp A,C, Kamis (23/10). Dengan mengutip data-data WHO dan Unicef, 50 persen dari Pneumonia disebabkan oleh kuman 'Streptokokus pneumoniaen' (IPD) dan 30 persen oleh Haemophylus Influenza type B (Hib), sisanya oleh virus dan penyebab lain. Melihat begitu mengerikannya akibat pneumonia, alangkah bijaknya jika Indonesia memperhatikan lagi masalah ini.
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, di tahun 2010 angka kematian bayi masih 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Program yang direncanakan sebagai bentuk solusi dari permasalahan tingginya Angka Kematian Bayi dan mendukung sasaran MDGs adalah “Gebrakan Brantas Pneumonia” program ini mencoba memecahkan akar masalah tingginya AKB dari aspek masyarakat dan kebijakan pelayanan kesehatan
Konsep sederhana dari program ini adalah ;
1. Mengenalkan masalah
2. Menambah pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan tindakan apa yang harus dilakukuan jika mengetahui adanya Pneumonia.
3. Menyediakan layanan kesehatan dan pemberian imunisasi Hib dan IPD
Yang pertama dilakukan adalah mengenalkan masalah kepada masyarakat, tidak jarang kepekaan masyarakat terhadap suatu masalah masih diragukan. Untuk itu perlu membuat masyarakat peka bila mendengar masalah tentang Pneumonia, bahaya Pneumonia, ciri ciri terkena Pneumonia secara singkat dan cara sederhana mencegahnya dan mengatasinya. Sesuai dengan prinsip komunikasi bahwa suatu program apapun akan terlaksana jika masyarakat telah mengetahuinya terlebih dahulu. Cara memperkenalkan masalah ini dengan dua unsur utama sebagai berikut;
1. Menggunakan media masa, berupa iklan di televisi di setiap stasiun televisi, mengangkat artikel artikel tentang pneumonia di majalah ataupun koran, menjadikan info info pneumonia di radio. Membuat talkshow di televisi, mengedarkannya di internet dan sebagainya, intinya memanfaatkan media masa sebagai sumber informasi yang sangat efektif melihat kenyataan bahwa masyaraakat sekarang tidak bisa lepas dengan media masa.
2. Menggunakan struktur penyuluhan dari petugas pelayanan kesehatan ke masyarakat, selain menggunakan media masa untuk lebih memperjelas bahwa Pneumonia merupakan akar masalah dari angka kematian bayi yang patut diperhatikan. Diadakannya seminar kepada para dokter dan juga tenaga kesehatan lainnya termasuk petugas kesehatan di puskesmas, setelah informasi yang terstruktur itu mencapai tingkat daerah kemudian disalurkan kepada kader kader posyandu setempat. Dan diharapkan kader kader POSYANDU tersebut menyuarakannya kemasyarakat setempat. Tidak lupa juga di setiap tempat pelayanan kesehatan terdapat poster tentang pneumonia.
Diharapkan dengan dua langkah ini dapat membuka pandangan masyarakat tentang Pneumonia
Setelah masyarakat mengetahui tentang permasalahan pneumonia, yang kedua adalah diadakannya suatu penyuluhan untuk menambah pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan tindakan apa yang harus dilakukan jika mengetahui adanya Pneumonia. Luaran dari penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pemberian nutrisi yang cukup dan pemberian ASI eksklusif. Serta kepedulian terhadap lingkungan dan mengusahakan setiap ruangan rumah mempunyai cendela mengingat penyebab dari pneumonia berkembang dalam keadaan lembab.
Setelah masyarakat mulai peka dan mengetahui apa itu ISPA akibat pneumonia, saatnya memperbaiki pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan juga akses terhadap pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan meningkatkan komitmen serta kualitas petugas kesehatan, diharapkan petugas kesehatan secara tanggap terhadap diagnosis penyakit bayi dan penerapan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) dalam menangani Balita sakit, jangan sampai ada istilah terlambat penanganan.
Di samping itu perlu dilakukan perbaikan lingkungan dan pemberian imunisasi Hib dan IPD, imunisasi Hib dan 'Streptokokus penumonia' (IPD) diharapkan mampu melindungi anak Balita dari ancaman kematian oleh pneumonia, radang selaput otak (meningitis) dan baktermia yang disebabkan oleh kedua kuman tersebut. Khusus IPD, telah banyak dilaporkan kebal (resisten) terhadap berbagai antibiotika yang ada, sehingga imunisasi merupakan pilihan utama untuk mencegah kejadian dan kematian akibat penyakit yang ditimbulkan Pneumonia. Menurut IGG Djelantik Sp A,C, Kamis (23/10) kedua vaksin tersebut telah terbukti memberikan perlindungan hingga 98 persen pada bayi yang telah memperoleh imunisasi.
Agar berjalan sesuai dengan harapan maka akan diadakan evaluasi setiap tahapnya dan pemantauan yang benar benar teliti dan jika ada suatu kelemahan akan segara ditutupi dan dikoreksi serta diperbaiki.
Read More......